"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Rabu, 29 Mei 2013

Harry Potter #5 : Satu Kematian Lagi

Harry Potter and The Order Of Phoenix
Harry Potter dan Orde Phoenix

Magic Quote
  • Kesan pertama yang baik bisa membuat keajaiban.
Hal terbaik adalah mengetahui apa yang dikatakan musuh.

Pikiran  bukan sebuah buku, untuk dibuka sekehendak hati dan diperiksa sesukana. Pemikiran itu tidak diukir di bagian dalam tengkorak, untuk dibaca dengan teliti oleh penyerbu. Pikiran adalah sesuatu yang rumit dan memiliki banyak lapisan.

Orang-orang bodoh yang mengenakan hati mereka dengan bangga di lengan baju mereka, yang tidak bisa mengendalikan emosi mereka, yang berkubang dalam ingatan-ingatan menyedihkan dan membiarkan diri mereka dihasut dengan mudah --orang-orang lemah, dengan kata lain-- mereka tidak punya peluang melawan kekuasaannya.

Kenyataan bahwa kamu bisa merasakan sakit seperti ini adalah kekuatanmu yang terbesar.

Orang muda tidak tahu bagaimana pikiran dan perasaan orang tua. Tetapi orang tua bersalah kalau mereka lupa bagaimana rasanya menjadi orang muda.

Ketidakpedulian dan pengabaian sering lebih menyakitkan daripada ketidaksukaan sekaligus.

Point
Novel Harry Potter kelima ini bisa dibilang titik awal perjuangan Harry Potter yang sebenarnya dalam melawan Voldemort. Namun, pergerakan Voldemort masih terbilang diam-diam. Lebih parahnya, tidak ada yang percaya dengan omongan Harry yang memberikan peringatan bahwa Voldemort telah bangkit kembali. Dumbledore mengumpulkan kawan lama yang bernaung dalam Orde Phoenix. Sementara itu Harry Potter, Hermione Granger, dan Ron Weasley juga mengumpulkan beberapa orang di sekolah mereka dalam Laskar Dumbledore. Laskar ini sebagai bentuk pemberontakan mereka melawan rezim Profesor Umbridge yang menyebalkan mengambil alih bangku kepala sekolah.

Kisah lain yang tak kalah seru
  • Tidak ada yang percaya dengan omongan Harry mengenai kebangkitan Voldemort, kecuali anggota Orde Phoenix dan Laskar Dumbledore.
  • Harry mengikuti kelas tambahan Occlumency bersama Profesor Snape. Agak menyebalkan, tetapi kita jadi tahu beberapa bagian dari kisah masa lalu orang tua Harry.
  • Dumbledore menjaga jarak dengan Harry. Bagian ini agak menyedihkan mengingat Dumbledore sangat bijaksana menghadapi segala masalah. Kesalahan seorang tua.
  • Duel antara Dumbledore dan Voldemort di Kementerian Sihir adalah bab favoritku dalam buku ini. Terasa hebat dan haru karena pertemuan 2 titik kebaikan dan kejahatan.
  • Bagian Harry memorakmorandakan ruang kepala sekolah saat pertempuran selesai juga menjadi bagian favoritku nomor dua. Di sini akhirnya berbagai hal dapat kita ketahui. Dumbledore membeberkan beberapa keterangan kepada Harry sehingga segala kejadian yang menimpa si anak yang bertahan hidup itu terasa masuk akal.
  • Harry berpacaran dengan Cho Chang, tetapi hubungan mereka hanya bertahan sekian bulan, karena ternyata Harry tidak membutuhkan cewek cengeng dan cuma ingin mengungkit-ungkit kematian Cedric di Turnamen Triwizard.
  • Selain kejadian-kejadian serius yang dihadapi Harry, kita masih bisa melihat kekonyolan Fred dan George. 2 tokoh ini tetiba menarik perhatianku. Si kembar berani melawan rezim Umbridge dan meninggalkan kesan heboh saat mereka meninggalkan sekolah. Menurut mereka, Hogwarts tidak lagi menyenangkan jika bukan Dumbledore yang menjadi kepala sekolahnya.

Review ini diikutkan dalam Hotter Potter Reading Challenge Event 2013.
Pikiran bisa meninggalkan bekas luka yang lebih dalam daripada hampir semua benda lain.

Jumat, 03 Mei 2013

Harry Potter #4: Bertahan Hidup (Sekali) Lagi

Sebuah Review Buku seri Keempat Harry Potter.

Harry Potter dan Piala Api
Judul Asli: Harry Potter and The Goblet of Fire
Penulis: JK Rowling


Novel keempat dari seri kisah Harry Potter ini telah memasuki babak 'agak seram dan kelam'. Kalau di buku ketiganya, Harry Potter baru menerima sekelumit terror tentang dirinya, di buku ini terror itu menjadi nyata dan menjadi awal kisah Harry Potter berhadapan langsung dengan Voldemort dan Pelahap Maut.

Sebermula adalah Turnamen Triwizard di Hogwarts. Turnamen yang bersaing dengan sekolah Beauxbatons dan Durmstrang ini khusus buat siswa berumur 17 tahun ke atas. Tapi entah kenapa nama Harry Potter keluar dari piala api saat seleksi  3 nama peserta yang akan mewakili sekolahnya. Jadinya, peserta Triwizard tahun itu diikuti oleh 4 orang juara: Fleur Delacour dari Beauxbatons, Viktor Krum dari Durmstrang,  lalu Cedric Diggory dan Harry Potter dari Hogwarts. Keheranan semua orang berujung pada ejek-ejekkan yang ditujukan ke Harry.

Lagi-lagi Harry dibicarakan oleh 1 sekolah bahkan sampai ke seluruh dunia sihir. Harry memang tidak bisa mengelak dari masalah sepertinya. Dan masalahnya itu semakin besar di tahun keempatnya di Hogwarts. Rita Skeeter, si wartawan Daily Prophet dengan senang hati mengumbar gosip-gosip seputar Harry, si anak yang bertahan hidup. Tapi tentu saja itu semua bohong belaka. Beberapa tokoh lain bermunculan di novel ini, seperti guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang baru, Mad-Eye-Moody (palsu) yang aslinya adalah Mr. Crouch junior yang menyamar.

 Untung ada Hermione dan Ron yang selalu meringankan bebannya. Masih ada lagi Dumbledore dan Sirius Black yang selalu menjadi penasihatnya. Harry selalu dikelilingi orang-orang yang masih peduli padanya. Namun, meski begitu, Turnamen harus tetap dijalani.

Apa saja tantangan Harry? Turnamen pertama, Harry harus berhadapan dengan naga ekor berduri Bulgaria. Beruntung dia memiliki sapu tercepat sepanjang masa, firebolt. Pada tugas kedua, Harry bertarung dengan para duyung yang menculik sahabatnya di danau. Lalu tugas ketiga, Harry harus masuk ke dalam labirin berisi banyak monster. Di dalam labirin itu pulalah Piala Triwizard diletakkan. Tugasnya sepertinya mudah. Harry tidak berambisi untuk menang, tetapi dia sangat ingin menyelesaikan permainan itu. Menjelang akhir juara yang tersisa adalah Harry dan Cedric. Mereka menyentuhkan tangan ke piala bersama-sama. Pikir Harry, toh yang menang memang Hogwarts, jadi tak ada bedanya antara ia dan Cedric.

Siapa sangka Piala Triwizard telah diubah menjadi Portkey. Siapa sangka pula Harry Potter harus menjalani rintangan ke-4 yang telah di-set khusus untuknya, yaitu menyaksikan kebangkitan Voldemort dan bertarung dengannya. Siapa sangka pula, pada saat itu Cedric dibunuh mati.

Novel keempat ini selalu membuat saya merinding. Meski telah membacanya berulang kali, kesan kelam saat prosesi kebangkitan Voldemor sangat terasa. Detail horrornya diceritakan dengan baik oleh JK Rowling. Seketika itu pula, kisah Harry Potter bukan lagi menjadi cerita dongeng untuk anak-anak. Dengan keterbatasan kemampuan Harry, dia harus berjuang melawan sendiri Voldemort yang selalu dikeliling oleh Pelahap Maut. Hanya bermodalkan keberanian serta  mantra 'expeliarmus' dan 'stupefy' Harry akhirnya bisa meloloskan diri dari Pangeran Kegelapan itu dengan membawa jasad Cedric. Dengan hati pilu, Harry tergeletak kembali di tanah Hogwarts. Semua orang bersorak, tapi tak ada yang dapat tahu bagaimana perasaan Harry yang penuh ketakutan saat itu. Harry kembali menjadi anak yang bertahan hidup. Tapi detik itu tak seorang pun  menyadarinya.

Sedikit emosi...
Saya masih merasa sebal dengan tokoh Cornelius Fudge(Menteri Sihir)  karena mengirim Dementor menghisap jiwa Crouch. Lalu saya juga masih kesal dengan perlakuannya terhadap Harry. Ini pembacaan saya yang ke-4 kali untuk novel ini, ending-nya selalu membuat emosi pembaca bercampur baur. Petualangan Harry baru saja dimulai.


Magic Quotes

Ada orang-orang yang akan mengubah kesempatan yang netral menjadi sesuatu yang menguntungkan mereka.

Aneh memang, tetapi jika kau takut akan sesuatu dan bersedia memberikan apa saja untuk memperlambat waktu, waktu malah berjalan semakin cepat.

Pemahaman adalah langkah pertama untuk penerimaan. Dan hanya dengan penerimaan bisa ada penyembuhan.

Waktu tidak melambat jika ada sesuatu yang tak menyenangkan di depan.

Tak ada yang manandingi  jalan-jalan di malam hari untuk mendapatkan ide.



Tulisan ini diikutkan dalam Hotter Potter Reading Chalenge 2013.