"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Selasa, 08 November 2016

Animorphs, Novel Serial Segala Binatang

Apa yang kamu tahu tentang Animorphs?

Bacaan masa kecil yang memberikan sangat banyak informasi tentang petualangan dunia anak-anak, sarat imajinasi, dan punya banyak rahasia tentang binatang.

Itulah Animorphs. Sejak SMP, saya dikenalkan serial ini yang covernya aneh, 1 anak entah itu cewek maupun cowok yang berubah wujud jadi binatang. Buat penggemar cerita fantasi, tentu ini sangat menarik. Tapi buat penggemar cerita cinta, sepertinya buku ini akan jadi cerita horor berkepanjangan baginya.

Animorphs (baca ulasan lengkapnya di sini) sendiri merupakan kisah 5 anak manusia yang harus berhadapan dengan alien jahat yang masuk ke kehidupan di bumi. 5 manusia ini adalah Jake, Rachel, Cassie, Marco, dan Tobias. Mereka harus melawan, jika tidak seluruh bumi akan dijadikan budak alien yang bernama Yeerk, mahluk siput tanpa cangkang yang mengendalikan pikiran manusia (induk semang mereka di bumi). Lima anak ini diberi kekuatan berubah wujud menjadi binatang sebagai salah satu senjata melawan musuh. Teknologi itu diberikan oleh satu pejuang Andalite sekarat yang terdampar di bumi setelah perang di galaksi, Elfangor. Lalu, aksi-aksi anak-anak ini pun bermula. Aximili yang ditemukan terdampar di dasar laut sebagai makhluk Andalite berikutnya yang mereka temukan akhirnya bergabung bersama kelima anak ini. Ax melengkapi pengetahuan anak-anak melampaui batas usia manusia. Mereka pun bertempur dengan berganti-ganti menjadi binatang besar, kecil, jinak, ganas, dan buas sesuai kebutuhan.

Saya akan bercerita bagaimana mulanya aku jatuh cinta pada serial Animorphs ini.

Pertama, banyak rahasia.
Setiap seri novel dibuka dengan perkenalan tokoh yang menjadi si "Aku". Dalam setiap seri, kisah akan diceritakan dari sudut si "Aku" yang berbeda-beda. Sebenarnya ada 5 tokoh wajib yang masing-masing menjadi "aku" di setiap seri.

Sebagai pembuka, mereka tentu harus berkenalan dulu. Dan, menarik.
Namaku Jake. Sebaiknya kau tak harus tahu nama lengkapku. Aku mungkin ada di sebuah kota yang tak bisa kukatakan. Kalian tidak perlu tahu di mana aku berada. Ada banyak bahaya di sekitar sini dan tidak aman jika aku membuka identitasku di sini. Yang kalian harus tahu, bumi sedang diserang.

Animorphs seri 8 (gambar diambil dari sini)

Animorphs seri 1 (gambar diambil dari sini)
Jeng jeeeng...
Lebih kurang begitulah pembuka setiap seri novel Animorphs. Kita tak harus tahu siapa dan di mana mereka. Tapi kita akan dibawa ke petualangan yang berbeda di setiap seri. Mereka ini berlima, Jake, Rachel, Cassie, Marco, dan Tobias. Lalu ada satu alien yang membantu aksi mereka, Andalite bernama Ax.

Kedua, Animorphs ini tentang bagaimana manusia menjelma menjadi binatang dan merasakan nalurinya.
Rasanya membaca buku-buku ini seperti menonton National Geographic Wild. Ada banyak binatang yang dipilih kelima anak ini untuk disadap DNA-nya. Artinya, ada banyak binatang juga yang dijelaskan di dalam serial Animorphs alias Animal Morphing.

Perubahan manusia ke binatang tentu saja hanya fantasi. Tetapi tentang binatangnya tidak sepenuhnya gombalan. Dari buku ini saya tahu bahwa kucing itu membenci hujan atau air karena akan menghapus jejak-jejak yang telah mereka tinggalkan di berbagai tempat dan tidak dapat menemukan jejak-jejak musuh atau mangsa. Dari sini pula saya tahu bahwa lumba-lumba itu mamalia laut tercerdas di dunia dan nalurinya hanya ingin bermain. Ikan paus bungkuk adalah ikan raksasa kuno seperti komodo. Lalu bahwa semut dan rayap itu hidup berkoloni dalam kerajaan masing-masing. Mereka tidak dapat hidup sendiri, makhluk paling sosial bahkan dibanding manusia. Ternyata ada cumi-cumi yang hidup hingga 4-5 km jauhnya di bawah permukaan laut. Spesies laut bahkan ikan paus saja tidak hidup sedalam itu. Dan, kecoak adalah binatang menjijikkan tetapi sangat kuat. Kenapa? Kecoak itu binatang yang paling sulit dibunuh, bahkan ledakan bom sekalipun tak dapat membunuh binatang bau ini. Kecoak tidak semudah itu untuk mati. See, ada banyak hal-hal menakjubkan lagi tentang binatang yang diungkap di dalam Animorphs.

Ketiga, Animorphs memberikan pengetahuan tentang ilmu-ilmu fisika dasar.
Meski saya bukan orang Fisika, buku ini cukup banyak menjelaskan tentang hukum-hukum alam dan pergerakan bumi pada orbit. Ada pula fakta tentang zero-space yang dapat menembus berbagai galaksi yang jauhnya ribuan tahun cahaya. Ini menarik. Mungkin ahli-ahli fisika dan geologi bisa menjelaskan lebih lanjut. Ya, untuk karangan anak-anak, lelucon tentang planet lain memang menghibur mengingat banyak anak-anak yang punya cita-cita jadi astronot.

Animorphs 51 (gambar diambil dari sini)
Keempat, mengingatkan kita tentang dunia anak dan pikiran-pikiran ajaibnya.
Seperti sebuah kutipan di berbagai buku anak menjelaskan bahwa orangtua salah menilai anak muda. Mereka lupa bagaimana cara anak muda berpikir dan bertindak. Di novel ini ada 5 anak manusia dan 1 alien kategori anak juga. Keenam anak ini bertindak di luar pengetahuan orangtua mereka. Dapat dilihat, anak-anak berpikir dan bertindak dengan cara mereka dan orangtua selalu punya aturan yang mengekang itu. Dunia anak memang ajaib dan tidak semestinya kita melupakan bagaimana rasanya jadi anak-anak.

Animorphs 20 (gambar diambil dari sini)
Kelima, Animorphs memberikan inti dasar tentang keistimewaan ras manusia.
Ceritanya bumi adalah target penyerangan berikutnya para Yeerk, setelah mereka menguasai planet Hork Bajir. Namun, Yeerk menemukan kesulitan. Ada beragam makhuk bumi dan setiap spesies pun tak sama. Ada manusia yang berakal budi tetapi punya karakter yang berbeda. Ini akan membingungkan. Lima anak bumi melawan. Mereka bisa berubah jadi binatang dan dari sini kita tahu bahwa binatang punya naluri yang berbeda-beda dan menandai mangsanya dengan cara yang berbeda. Lalu, pengetahuan anak-anak ini bertambah seiring dengan berbagai pertempuran maut yang mereka lewatkan. Ada satu yang terlewatkan para Yeerk, yaitu manusia itu mampu belajar, dapat menyerap kekuatan, gampang melepaskan kemarahan, dan punya pilihan. Rasa, kecerdasan rata-rata, dan pilihan menjadi kekuatan paling besar. Manusia itu istimewa. Tentu ini adalah bacaan baik untuk anak-anak yang akan beranjak remaja. Baik pula buat young adult yang akan meninggalkan masa kanak-kanak sebagai pengingat.

Alternamorphs 1, pembaca jadi anggota ke-7 Animorphs (gambar diambil dari sini)
Novel Animorphs punya total 54 seri dan hanya 27 seri yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ketika punya waktu luang, akhirnya aku berhasil membaca ulang 27 seri itu dan melanjutkan sisanya sampai seri ke-54. K. A. Applegate memang jenius, membangun karakter dan memberikan isu-isu petualangan berbeda di setiap seri. Di luar seri Animorphs, masih ada 4 seri Megamorphs, 2 seri Alternamorphs, dan 4 seri Chronicle.

Megamorphs 3 (gambar diambil dari sini)
Megamorphs tak jauh berbeda dari Animorphs karena masih mengangkat tokoh yang sama tetapi seri petualangannya lebih kompleks dan panjang. Sementara itu, Alternamorphs mengingatkanku tentang Goosebumps yang dulu punya seri petualangan yang dapat dipilih pembaca. Alternamorphs hanya terbit 2 seri dan dipandu oleh salah satu tokoh dari kelima anak itu. Kalau dibaca saat ini, Alternamorphs agak membosankan karena rasanya sudah bukan zamannya lagi pembaca memilih jalan petualangannya sendiri dan melompat-lompati halaman. Lalu ada Chronicle yang merupakan 4 makhluk penting di Animorphs yang bercerita dari sudut pandang masing-masing, berisi sejarah hidup mereka dan bagaimana si tokoh ini bertindak. Chronicle ini terdiri dari Ellimist, Visser (si Yeerk), Andalite, dan Hork Bajir. Tenang, 4 makhluk ini tentu saja khayalan, tidak benar-benar nyata. Tetapi usaha K.A. Applegate untuk membangun sejarah 4 makhluk yang selalu muncul di setiap seri Animorphs memang keren. Imajinasinya komplit.

Megamorphs 1 (gambar diambil dari sini)

54 seri Animorphs tidak sepenuhnya seru. Ada saat-saat seri itu membosankan saat dibaca (bagi saya saat ini yang sudah bukan anak-anak lagi). Namun, cerita demi cerita itu berkesinambungan dan melengkapkan karakter kelima anak yang berbeda, Jake, Rachel, Cassie, Marco, dan Tobias, serta Aximili.

Akan tetapi, ada kekecewaan besar setelah melahap habis semua novel ini. Seri ke-54 yang jadi penentu berakhirnya petualangan justru menjadi lubang lebar dari keseluruhan seri. Akhir dari anak-anak manusia dan Andalite ini tidak bisa dibilang bagus. Applegate terlalu tergesa-gesa memberikan akhir dan memulai perang baru di luar bumi yang tidak ada lanjutannya. Tampaknya Applegate ingin mengakhiri seri dengan tragis demi memberikan perpisahan pada pembacanya yang telah tumbuh dari membaca Animorphs. Tapi, saya rasa cara ini kurang bijaksana. Animorphs adalah seri besar dan saya pernah menghabiskan hari membacanya di sela-sela waktu sekolah. Seharusnya seri ini dapat berakhir baik dan menakjubkan, membawa kesan baik pula saat pembacanya bergerak ke bacaan atau kesukaan lain. Segala kemungkinan dapat saja terpikirkan oleh penulisnya.

Animorphs 54 (gambar diambil dari sini)
Terlepas dari segala kekurangannya, Animorphs pantas diabadikan sebagai buku wajib baca untuk anak kita suatu hari nanti. Mungkin ada banyak bacaan anak bertebaran di luar sana. Tetapi, Animorphs akan saya jadikan toplist untuk bacaan generasi selanjutnya. Rasanya imajinasi tak boleh mati dan Animorphs memberikan imajinasi terliar untuk ukuran anak pada tahun 90-an.