"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Rabu, 03 Agustus 2011

Kisah Albus Severus Potter

Serial Harry Potter stop sampai di buku ke-7. Begitu juga filmnya. Film Harry Potter berakhir tahun ini. Crew dan pemainnya bubar jalan. JK Rowling mantap dengan keputusannya untuk tidak melanjutkan serial ini. Padahal banyak fans yang berharap akan ada Harry Potter 8, 9, dst. Tapi konsistensi seorang penulis, JK Rowling penentu hukumnya. JK Rowling yang empunya Harry Potter.

Tapi ada yang menarik. Begitu film Harry Potter and The Deathly Hallows part 2 tayang, bagian ending menampilkan sosok Harry dan Ginny serta Ron dan Hermione versi dewasa 19 tahun kemudian yang sudah menikah. Mereka bertemu di stasiun King's Cross saat mengantarkan anak-anak mereka pada tahun ajaran baru Hogwarts. Secara pengisahan, bagian ending ini ditulis oleh JK Rowling sebagai pelengkap dan penyelesaian kisah Harry Potter si anak yang bertahan hidup. JK Rowling memanjakan pembaca dengan pengisahan ala fairy tale yang cenderung happy ending.

Namun, dari scene filmnya, justru ini memunculkan permintaan baru dari fans yang seolah tak rela serial ini berakhir. JK Rowling menolak mentah-mentah untuk meneruskan kehidupan Harry Potter. Tapi, penyuka Harry Potter tak kehabisan ide rupanya. Dari ending filmnya, ada adegan Harry berbicara dengan anak keduanya yang menjadi murid baru di Hogwarts, Albus Severus Potter. Albus menanyakan tentang asrama di Hogwarts, dan Harry menjelaskan tentang asrama-asrama itu. Lalu Harry pun menjawab ketakutan anaknya bahwa di asrama mana pun Albus Severus Potter menetap, dia akan menjadi penyihir yang hebat di asramanya.

Dari pernyataannya itu, seketika muncul harapan-harapan penonton, khususnya pencinta Harry Potter, agar JK Rowling membuat kisah Albus Severus Snape tersendiri lalu segera difilmkan, terpisah dari serial Harry Potter. Toh, Harry Potter sudah tamat. Kini tak ada salahnya giliran anaknya yang melanjutkan. Permintaan-permintaan itu tengah hoboh di jejaring sosial Twitter. Lucu juga membaca keinginan penghuni Twitter itu. Meski konyol, tapi bisa dipertimbangkan. Hmm ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar