"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Jumat, 20 Maret 2015

Bad Boy and Shy Girl: Kisah Cinta Digo-Sisi GGS ala Naz Hameed



Blurb

Seorang Digo Wolind, remaja SMA yang bersifat dingin dan brutal, bahkan dicap sebagai hewan buas di sekolahnya, sudah melanggar aturan sekolah paling mutlak: menyiksa sesama teman sekolah. Dia tidak hanya dibenci dan ditakuti para siswa, tapi juga para guru dan staf sekolah.

Kenapa tidak dikeluarkan saja? 
Tidak mungkin!
Dia anak dari pemilik resmi sekolah itu, Wolind School.

Kebrutalannya menghapus ketampanan dan kedudukannya sebagai anak orang terpandang. Tidak ada satu perempuan pun yang menyukai seorang Digo yang dingin dan tak berperasaan itu. Kecuali Sisi, siswi yang tidak terlalu populer di sekolahnya. Siswi pemalu dan pendiam ini ternyata mengagumi cowok itu. 

 Lantas apa yang membuat Sisi diam-diam membuntuti Digo?


BAD BOY AND SHY GIRL
Tampaknya era fanfiction belum benar-benar berakhir. Selama kita masih disuguhkan oleh idola-idola baru, selama itu pula fanfiction akan terus beredar. Dari seribu satu karya yang terinspirasi dari idola, baru satu atau dua yang mengambil kisah idola lokal. Satu atau dua pula yang tentunya ditulis dengan kemampuan matang.

Buku yang di tangan kamu ini salah satunya. Novel Bad Boy and Shy Girl ini punya kekuatan lebih dari sekadar fanfiction. Setelah menuai perhatian banyak pembaca lewat versi digital di aplikasi MOCO, Bad Boy and Shy Girl pun kini hadir dalam versi cetak. Ini adalah karya kedua Naz Hameed setelah Istriku Selebriti season 1: Change from Jomlo to the Married (2014).

Cover versi Ebook Bad Boy and Shy Girl
Printed Version Bad Boy and Shy Girl

Naz menyebut karyanya ini sebagai buah inspirasi dari dua sosok idolanya, Aliando dan Prilly. Namun, begitu novel ini masuk ke dapur redaksi, editor melihat bahwa karya ini lebih dari sekadar fanfiction. Novel ini adalah novel lepas dengan karakter yang sengaja dibangun oleh penulisnya dan dengan latar yang tentu sudah dipertimbangkan. Naz Hameed punya jam terbang sendiri dalam menulis, lebih dari penulis fanfiction yang lain.

Kisah romantis yang diumbar dalam novel ini bukanlah kisah romantis unyu-unyuan, melainkan romance-tragedy. Ada beberapa peristiwa epik yang membangun kisah sehingga kisah cinta Digo dan Sisi tak begitu saja mengalir. Ada teror dan tragedi di tengah-tengah mereka. Namun, nama Digo dan Sisi setidaknya dibuatnya melegenda dalam Bad Boy and Shy Girl.

Lewat Bad Boy and Shy Girl, Naz Hameed membangun chemistry karakter Digo dan Sisi, adaptasi dari peran Aliando dan Prilly di sinetron mereka. Namun, ini karakter berbeda. Naz seakan hanya mencomot nama karakter, lalu membuat kisah baru dengan nuansa baru. Bukan kisah sekolah umum biasa dengan suka duka pelajar SMA, melainkan kisah sebuah kekokohan Wolind School dengan peraturan peliknya, gedungnya yang tua, dan guru-guru yang bermain dalam rezimnya. Naz membangun sekolah sendiri dalam alam imajinasinya yang megah, tua, melegenda yang berasal dari keluarga terpandang, Wolind.



Tampaknya kisah Wolind School tidak terlalu 'Ngindonesia', tetapi justru itu kekuatan Naz. Dengan membuat ruang sendiri di dalam cerita, detail karakternya, dan sebab-akibat peristiwanya, Naz sukses mempertahankan alur tanpa ada kesan cerita yang dipaksakan.


Selasa, 24 Februari 2015

Fans Aliando-Prilly Kreatif Nulis Fanfiction

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata Fanfiction?

Ya. karya fiksi yang ditulis oleh para fans tentang idola mereka. Apakah identik dengan yang namanya ke-alay-an? Maklum, zaman sekarang, yang alay-alay itu banyak dan kategorinya makin luas. Kita mengatakan yang nonton sinetron atau acara musik di TV setiap hari itu alay. Lalu bagaimana dengan nge-fans? Apakah itu tindakan alay juga? Kita tidak punya kata lain selain alay untuk menyebut orang itu norak, kampungan, aneh, freak, gila. Padahal semua itu belum tentu benar.

Lantas bagaimana dengan fenomena ngefans saat ini? Sekarang bukan zamannya lagi membeli majalah hiburan, lalu mengumpulkan poster-poster ukuran besar dan ditempel di kamar. Apalagi yang bisa ketemu dan minta tanda tangan si idola. Atau mengumpulkan kliping tentang idola dari berbagai media cetak. Atau juga suka membeli pernak-pernik yang ada gambar wajah si idola. Tindakan ngefans seperti ini sangat kuno. Dunia penuh gadget saat ini semakin membuat jarak idola dan penggemar semakin dekat. Poster bertanda tangan berganti dengan foto selfie bareng idola. Membuat album foto si idola di smartphone, menjadikannya wallpaper dan menempelkan stiker-stiker cantik di berbagai tempat di sudut peralatan pribadi yang selalu dibawa tiap hari. Ya itulah fenomena ngefans hari ini.

Ternyata itu saja belum membuat si penggemar puas. Kini penggemar fanatik mulai menyerang lewat fanfiction. Mereka mngkhayal sendiri tentang idolanya, membuat jalan cerita sendiri, tak jarang sampai jauh meleset dari karakter asli si idola. Karya-karya itu bukan karya haram kok, bukan termasuk plagiat juga. Mereka menulis berdasarkan apa yang mereka pikirkan. Begitulah kreativitas bermain. Lantas, apakah itu disebut alay juga?

Mereka mencipta karya baru. Mereka menulis. Mereka berkreasi. Mereka punya imajinasi tinggi. Mereka menginspirasi. Itu bukan kategori alay. Itu adalah bagian dari perkembangan dunia kreatif.

Nah, lupakan yang alay. Mari kita lihat hasil-hasil kreatif itu.

Mulanya banyak merebak dari penggemar K-Pop. Lalu mulai banyak juga penggemar artis barat. Eh, tahun ini ternyata ada juga yang menulis fanfiction yang terinspirasi dari sinetron, lebih spesifiknya si karakter dalam sinetron tersebut. Ya, salah satunya sinetron Ganteng Ganteng Srigala yang menjadi favorit dengan rating dan share tinggi spanjang 2014. Fenomenanya luar biasa dan mampu menaikkan 2 nama baru, Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina.

Ada apa dengan mereka? Aku juga kurang tahu. Tapi remaja memang butuh idola baru, figur remaja dengan karakter yang lebih dekat dengan mereka. Aliando dan Prilly sendiri sangat aktif di social media Intagram. Pengaruh smartphone juga mendukung semua itu hingga mereka berdua sukses jadi idola baru para remaja tahun 2014.

Para penggemar mulai menggila dan tak pernah puas berinteraksi dengan idolanya. Mereka pun menulis cerita asal-asalan dan ternyata membentuk alur yang menarik. Kenapa menarik? Karena mereka menulis di media Instagram, social media yang notabene mengedepankan post visual, bukan tulisan. Dan lebih menarik lagi, semua itu merebak bagaikan virus. Hampir setiap anak, fanbase yang mengaku penggemar dua tokoh remaja ini menulis cerita dari berbagai kisah, latar belakang, dan sudut pandang. Ini hebat lho. Mereka seakan berlomba menulis karya terbaik untuk dipamerkan ke idola. Dan juga untuk dibaca sesama penggemar. Cerita itu sampai padaku. Dan tidak ada salahnya kan kubaca. Memang menarik dan ada beberapa di antaranya yang layak untuk diterbitkan.


\








Kamis, 05 Februari 2015

Istana Seperempat Abad

Tak Terasa langkah menapak semakin berat
Jalanan semakin kasar
Tapi kita belumlah mencapai gerbang itu
gerbang yang menandakan akhir sebuah perjuangan

Sang mentari tetap saja tak lelah menemani derap kaki
mengunjungi jejak demi jejak
dan bulan pun selalu turun sebagai penghibur hati,
pelipur lara dari panasnya surya.

Dengan mendengar irama alam, mengilas balik,
mencari penghidupan lama untuk dijadikan lentera,
kulik halaman dan halaman penuh goresan.
Lembar-lembar yang ringan tapi padat.
Goresan rapi satu lembaran yang telah menguning.
Penuh coretan tapi menyirat isian bermakna
Ada kisah menarik dari plot hidup ini.
Itulah kisah yang kita jalani di istana seperempat abad.

Akhirnya kita pun tau
Dalam istana ini
Musik alam dan irama kehidupan berpadu menjadi sonata
senandung kayanya pengharapan
tawa menjadi lukisan
senyum menjadi penenang
itulah yang kita tinggalkan di sana

Buka lembar baru
dengan tinta terbaik
Henyak selimut kebodohan masa lalu dan ketakutan masa depan
berlari dan terus bernyanyi dengan melodi penghidupan
dengan lantunan dari sang dedaunan
berikan sesuatu yang berarti untuk hidup ini
untuk perjuangan kita