"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Selasa, 08 November 2016

Animorphs, Novel Serial Segala Binatang

Apa yang kamu tahu tentang Animorphs?

Bacaan masa kecil yang memberikan sangat banyak informasi tentang petualangan dunia anak-anak, sarat imajinasi, dan punya banyak rahasia tentang binatang.

Itulah Animorphs. Sejak SMP, saya dikenalkan serial ini yang covernya aneh, 1 anak entah itu cewek maupun cowok yang berubah wujud jadi binatang. Buat penggemar cerita fantasi, tentu ini sangat menarik. Tapi buat penggemar cerita cinta, sepertinya buku ini akan jadi cerita horor berkepanjangan baginya.

Animorphs (baca ulasan lengkapnya di sini) sendiri merupakan kisah 5 anak manusia yang harus berhadapan dengan alien jahat yang masuk ke kehidupan di bumi. 5 manusia ini adalah Jake, Rachel, Cassie, Marco, dan Tobias. Mereka harus melawan, jika tidak seluruh bumi akan dijadikan budak alien yang bernama Yeerk, mahluk siput tanpa cangkang yang mengendalikan pikiran manusia (induk semang mereka di bumi). Lima anak ini diberi kekuatan berubah wujud menjadi binatang sebagai salah satu senjata melawan musuh. Teknologi itu diberikan oleh satu pejuang Andalite sekarat yang terdampar di bumi setelah perang di galaksi, Elfangor. Lalu, aksi-aksi anak-anak ini pun bermula. Aximili yang ditemukan terdampar di dasar laut sebagai makhluk Andalite berikutnya yang mereka temukan akhirnya bergabung bersama kelima anak ini. Ax melengkapi pengetahuan anak-anak melampaui batas usia manusia. Mereka pun bertempur dengan berganti-ganti menjadi binatang besar, kecil, jinak, ganas, dan buas sesuai kebutuhan.

Saya akan bercerita bagaimana mulanya aku jatuh cinta pada serial Animorphs ini.

Pertama, banyak rahasia.
Setiap seri novel dibuka dengan perkenalan tokoh yang menjadi si "Aku". Dalam setiap seri, kisah akan diceritakan dari sudut si "Aku" yang berbeda-beda. Sebenarnya ada 5 tokoh wajib yang masing-masing menjadi "aku" di setiap seri.

Sebagai pembuka, mereka tentu harus berkenalan dulu. Dan, menarik.
Namaku Jake. Sebaiknya kau tak harus tahu nama lengkapku. Aku mungkin ada di sebuah kota yang tak bisa kukatakan. Kalian tidak perlu tahu di mana aku berada. Ada banyak bahaya di sekitar sini dan tidak aman jika aku membuka identitasku di sini. Yang kalian harus tahu, bumi sedang diserang.

Animorphs seri 8 (gambar diambil dari sini)

Animorphs seri 1 (gambar diambil dari sini)
Jeng jeeeng...
Lebih kurang begitulah pembuka setiap seri novel Animorphs. Kita tak harus tahu siapa dan di mana mereka. Tapi kita akan dibawa ke petualangan yang berbeda di setiap seri. Mereka ini berlima, Jake, Rachel, Cassie, Marco, dan Tobias. Lalu ada satu alien yang membantu aksi mereka, Andalite bernama Ax.

Kedua, Animorphs ini tentang bagaimana manusia menjelma menjadi binatang dan merasakan nalurinya.
Rasanya membaca buku-buku ini seperti menonton National Geographic Wild. Ada banyak binatang yang dipilih kelima anak ini untuk disadap DNA-nya. Artinya, ada banyak binatang juga yang dijelaskan di dalam serial Animorphs alias Animal Morphing.

Perubahan manusia ke binatang tentu saja hanya fantasi. Tetapi tentang binatangnya tidak sepenuhnya gombalan. Dari buku ini saya tahu bahwa kucing itu membenci hujan atau air karena akan menghapus jejak-jejak yang telah mereka tinggalkan di berbagai tempat dan tidak dapat menemukan jejak-jejak musuh atau mangsa. Dari sini pula saya tahu bahwa lumba-lumba itu mamalia laut tercerdas di dunia dan nalurinya hanya ingin bermain. Ikan paus bungkuk adalah ikan raksasa kuno seperti komodo. Lalu bahwa semut dan rayap itu hidup berkoloni dalam kerajaan masing-masing. Mereka tidak dapat hidup sendiri, makhluk paling sosial bahkan dibanding manusia. Ternyata ada cumi-cumi yang hidup hingga 4-5 km jauhnya di bawah permukaan laut. Spesies laut bahkan ikan paus saja tidak hidup sedalam itu. Dan, kecoak adalah binatang menjijikkan tetapi sangat kuat. Kenapa? Kecoak itu binatang yang paling sulit dibunuh, bahkan ledakan bom sekalipun tak dapat membunuh binatang bau ini. Kecoak tidak semudah itu untuk mati. See, ada banyak hal-hal menakjubkan lagi tentang binatang yang diungkap di dalam Animorphs.

Ketiga, Animorphs memberikan pengetahuan tentang ilmu-ilmu fisika dasar.
Meski saya bukan orang Fisika, buku ini cukup banyak menjelaskan tentang hukum-hukum alam dan pergerakan bumi pada orbit. Ada pula fakta tentang zero-space yang dapat menembus berbagai galaksi yang jauhnya ribuan tahun cahaya. Ini menarik. Mungkin ahli-ahli fisika dan geologi bisa menjelaskan lebih lanjut. Ya, untuk karangan anak-anak, lelucon tentang planet lain memang menghibur mengingat banyak anak-anak yang punya cita-cita jadi astronot.

Animorphs 51 (gambar diambil dari sini)
Keempat, mengingatkan kita tentang dunia anak dan pikiran-pikiran ajaibnya.
Seperti sebuah kutipan di berbagai buku anak menjelaskan bahwa orangtua salah menilai anak muda. Mereka lupa bagaimana cara anak muda berpikir dan bertindak. Di novel ini ada 5 anak manusia dan 1 alien kategori anak juga. Keenam anak ini bertindak di luar pengetahuan orangtua mereka. Dapat dilihat, anak-anak berpikir dan bertindak dengan cara mereka dan orangtua selalu punya aturan yang mengekang itu. Dunia anak memang ajaib dan tidak semestinya kita melupakan bagaimana rasanya jadi anak-anak.

Animorphs 20 (gambar diambil dari sini)
Kelima, Animorphs memberikan inti dasar tentang keistimewaan ras manusia.
Ceritanya bumi adalah target penyerangan berikutnya para Yeerk, setelah mereka menguasai planet Hork Bajir. Namun, Yeerk menemukan kesulitan. Ada beragam makhuk bumi dan setiap spesies pun tak sama. Ada manusia yang berakal budi tetapi punya karakter yang berbeda. Ini akan membingungkan. Lima anak bumi melawan. Mereka bisa berubah jadi binatang dan dari sini kita tahu bahwa binatang punya naluri yang berbeda-beda dan menandai mangsanya dengan cara yang berbeda. Lalu, pengetahuan anak-anak ini bertambah seiring dengan berbagai pertempuran maut yang mereka lewatkan. Ada satu yang terlewatkan para Yeerk, yaitu manusia itu mampu belajar, dapat menyerap kekuatan, gampang melepaskan kemarahan, dan punya pilihan. Rasa, kecerdasan rata-rata, dan pilihan menjadi kekuatan paling besar. Manusia itu istimewa. Tentu ini adalah bacaan baik untuk anak-anak yang akan beranjak remaja. Baik pula buat young adult yang akan meninggalkan masa kanak-kanak sebagai pengingat.

Alternamorphs 1, pembaca jadi anggota ke-7 Animorphs (gambar diambil dari sini)
Novel Animorphs punya total 54 seri dan hanya 27 seri yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ketika punya waktu luang, akhirnya aku berhasil membaca ulang 27 seri itu dan melanjutkan sisanya sampai seri ke-54. K. A. Applegate memang jenius, membangun karakter dan memberikan isu-isu petualangan berbeda di setiap seri. Di luar seri Animorphs, masih ada 4 seri Megamorphs, 2 seri Alternamorphs, dan 4 seri Chronicle.

Megamorphs 3 (gambar diambil dari sini)
Megamorphs tak jauh berbeda dari Animorphs karena masih mengangkat tokoh yang sama tetapi seri petualangannya lebih kompleks dan panjang. Sementara itu, Alternamorphs mengingatkanku tentang Goosebumps yang dulu punya seri petualangan yang dapat dipilih pembaca. Alternamorphs hanya terbit 2 seri dan dipandu oleh salah satu tokoh dari kelima anak itu. Kalau dibaca saat ini, Alternamorphs agak membosankan karena rasanya sudah bukan zamannya lagi pembaca memilih jalan petualangannya sendiri dan melompat-lompati halaman. Lalu ada Chronicle yang merupakan 4 makhluk penting di Animorphs yang bercerita dari sudut pandang masing-masing, berisi sejarah hidup mereka dan bagaimana si tokoh ini bertindak. Chronicle ini terdiri dari Ellimist, Visser (si Yeerk), Andalite, dan Hork Bajir. Tenang, 4 makhluk ini tentu saja khayalan, tidak benar-benar nyata. Tetapi usaha K.A. Applegate untuk membangun sejarah 4 makhluk yang selalu muncul di setiap seri Animorphs memang keren. Imajinasinya komplit.

Megamorphs 1 (gambar diambil dari sini)

54 seri Animorphs tidak sepenuhnya seru. Ada saat-saat seri itu membosankan saat dibaca (bagi saya saat ini yang sudah bukan anak-anak lagi). Namun, cerita demi cerita itu berkesinambungan dan melengkapkan karakter kelima anak yang berbeda, Jake, Rachel, Cassie, Marco, dan Tobias, serta Aximili.

Akan tetapi, ada kekecewaan besar setelah melahap habis semua novel ini. Seri ke-54 yang jadi penentu berakhirnya petualangan justru menjadi lubang lebar dari keseluruhan seri. Akhir dari anak-anak manusia dan Andalite ini tidak bisa dibilang bagus. Applegate terlalu tergesa-gesa memberikan akhir dan memulai perang baru di luar bumi yang tidak ada lanjutannya. Tampaknya Applegate ingin mengakhiri seri dengan tragis demi memberikan perpisahan pada pembacanya yang telah tumbuh dari membaca Animorphs. Tapi, saya rasa cara ini kurang bijaksana. Animorphs adalah seri besar dan saya pernah menghabiskan hari membacanya di sela-sela waktu sekolah. Seharusnya seri ini dapat berakhir baik dan menakjubkan, membawa kesan baik pula saat pembacanya bergerak ke bacaan atau kesukaan lain. Segala kemungkinan dapat saja terpikirkan oleh penulisnya.

Animorphs 54 (gambar diambil dari sini)
Terlepas dari segala kekurangannya, Animorphs pantas diabadikan sebagai buku wajib baca untuk anak kita suatu hari nanti. Mungkin ada banyak bacaan anak bertebaran di luar sana. Tetapi, Animorphs akan saya jadikan toplist untuk bacaan generasi selanjutnya. Rasanya imajinasi tak boleh mati dan Animorphs memberikan imajinasi terliar untuk ukuran anak pada tahun 90-an.

Jumat, 20 Maret 2015

Bad Boy and Shy Girl: Kisah Cinta Digo-Sisi GGS ala Naz Hameed



Blurb

Seorang Digo Wolind, remaja SMA yang bersifat dingin dan brutal, bahkan dicap sebagai hewan buas di sekolahnya, sudah melanggar aturan sekolah paling mutlak: menyiksa sesama teman sekolah. Dia tidak hanya dibenci dan ditakuti para siswa, tapi juga para guru dan staf sekolah.

Kenapa tidak dikeluarkan saja? 
Tidak mungkin!
Dia anak dari pemilik resmi sekolah itu, Wolind School.

Kebrutalannya menghapus ketampanan dan kedudukannya sebagai anak orang terpandang. Tidak ada satu perempuan pun yang menyukai seorang Digo yang dingin dan tak berperasaan itu. Kecuali Sisi, siswi yang tidak terlalu populer di sekolahnya. Siswi pemalu dan pendiam ini ternyata mengagumi cowok itu. 

 Lantas apa yang membuat Sisi diam-diam membuntuti Digo?


BAD BOY AND SHY GIRL
Tampaknya era fanfiction belum benar-benar berakhir. Selama kita masih disuguhkan oleh idola-idola baru, selama itu pula fanfiction akan terus beredar. Dari seribu satu karya yang terinspirasi dari idola, baru satu atau dua yang mengambil kisah idola lokal. Satu atau dua pula yang tentunya ditulis dengan kemampuan matang.

Buku yang di tangan kamu ini salah satunya. Novel Bad Boy and Shy Girl ini punya kekuatan lebih dari sekadar fanfiction. Setelah menuai perhatian banyak pembaca lewat versi digital di aplikasi MOCO, Bad Boy and Shy Girl pun kini hadir dalam versi cetak. Ini adalah karya kedua Naz Hameed setelah Istriku Selebriti season 1: Change from Jomlo to the Married (2014).

Cover versi Ebook Bad Boy and Shy Girl
Printed Version Bad Boy and Shy Girl

Naz menyebut karyanya ini sebagai buah inspirasi dari dua sosok idolanya, Aliando dan Prilly. Namun, begitu novel ini masuk ke dapur redaksi, editor melihat bahwa karya ini lebih dari sekadar fanfiction. Novel ini adalah novel lepas dengan karakter yang sengaja dibangun oleh penulisnya dan dengan latar yang tentu sudah dipertimbangkan. Naz Hameed punya jam terbang sendiri dalam menulis, lebih dari penulis fanfiction yang lain.

Kisah romantis yang diumbar dalam novel ini bukanlah kisah romantis unyu-unyuan, melainkan romance-tragedy. Ada beberapa peristiwa epik yang membangun kisah sehingga kisah cinta Digo dan Sisi tak begitu saja mengalir. Ada teror dan tragedi di tengah-tengah mereka. Namun, nama Digo dan Sisi setidaknya dibuatnya melegenda dalam Bad Boy and Shy Girl.

Lewat Bad Boy and Shy Girl, Naz Hameed membangun chemistry karakter Digo dan Sisi, adaptasi dari peran Aliando dan Prilly di sinetron mereka. Namun, ini karakter berbeda. Naz seakan hanya mencomot nama karakter, lalu membuat kisah baru dengan nuansa baru. Bukan kisah sekolah umum biasa dengan suka duka pelajar SMA, melainkan kisah sebuah kekokohan Wolind School dengan peraturan peliknya, gedungnya yang tua, dan guru-guru yang bermain dalam rezimnya. Naz membangun sekolah sendiri dalam alam imajinasinya yang megah, tua, melegenda yang berasal dari keluarga terpandang, Wolind.



Tampaknya kisah Wolind School tidak terlalu 'Ngindonesia', tetapi justru itu kekuatan Naz. Dengan membuat ruang sendiri di dalam cerita, detail karakternya, dan sebab-akibat peristiwanya, Naz sukses mempertahankan alur tanpa ada kesan cerita yang dipaksakan.


Selasa, 24 Februari 2015

Fans Aliando-Prilly Kreatif Nulis Fanfiction

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata Fanfiction?

Ya. karya fiksi yang ditulis oleh para fans tentang idola mereka. Apakah identik dengan yang namanya ke-alay-an? Maklum, zaman sekarang, yang alay-alay itu banyak dan kategorinya makin luas. Kita mengatakan yang nonton sinetron atau acara musik di TV setiap hari itu alay. Lalu bagaimana dengan nge-fans? Apakah itu tindakan alay juga? Kita tidak punya kata lain selain alay untuk menyebut orang itu norak, kampungan, aneh, freak, gila. Padahal semua itu belum tentu benar.

Lantas bagaimana dengan fenomena ngefans saat ini? Sekarang bukan zamannya lagi membeli majalah hiburan, lalu mengumpulkan poster-poster ukuran besar dan ditempel di kamar. Apalagi yang bisa ketemu dan minta tanda tangan si idola. Atau mengumpulkan kliping tentang idola dari berbagai media cetak. Atau juga suka membeli pernak-pernik yang ada gambar wajah si idola. Tindakan ngefans seperti ini sangat kuno. Dunia penuh gadget saat ini semakin membuat jarak idola dan penggemar semakin dekat. Poster bertanda tangan berganti dengan foto selfie bareng idola. Membuat album foto si idola di smartphone, menjadikannya wallpaper dan menempelkan stiker-stiker cantik di berbagai tempat di sudut peralatan pribadi yang selalu dibawa tiap hari. Ya itulah fenomena ngefans hari ini.

Ternyata itu saja belum membuat si penggemar puas. Kini penggemar fanatik mulai menyerang lewat fanfiction. Mereka mngkhayal sendiri tentang idolanya, membuat jalan cerita sendiri, tak jarang sampai jauh meleset dari karakter asli si idola. Karya-karya itu bukan karya haram kok, bukan termasuk plagiat juga. Mereka menulis berdasarkan apa yang mereka pikirkan. Begitulah kreativitas bermain. Lantas, apakah itu disebut alay juga?

Mereka mencipta karya baru. Mereka menulis. Mereka berkreasi. Mereka punya imajinasi tinggi. Mereka menginspirasi. Itu bukan kategori alay. Itu adalah bagian dari perkembangan dunia kreatif.

Nah, lupakan yang alay. Mari kita lihat hasil-hasil kreatif itu.

Mulanya banyak merebak dari penggemar K-Pop. Lalu mulai banyak juga penggemar artis barat. Eh, tahun ini ternyata ada juga yang menulis fanfiction yang terinspirasi dari sinetron, lebih spesifiknya si karakter dalam sinetron tersebut. Ya, salah satunya sinetron Ganteng Ganteng Srigala yang menjadi favorit dengan rating dan share tinggi spanjang 2014. Fenomenanya luar biasa dan mampu menaikkan 2 nama baru, Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina.

Ada apa dengan mereka? Aku juga kurang tahu. Tapi remaja memang butuh idola baru, figur remaja dengan karakter yang lebih dekat dengan mereka. Aliando dan Prilly sendiri sangat aktif di social media Intagram. Pengaruh smartphone juga mendukung semua itu hingga mereka berdua sukses jadi idola baru para remaja tahun 2014.

Para penggemar mulai menggila dan tak pernah puas berinteraksi dengan idolanya. Mereka pun menulis cerita asal-asalan dan ternyata membentuk alur yang menarik. Kenapa menarik? Karena mereka menulis di media Instagram, social media yang notabene mengedepankan post visual, bukan tulisan. Dan lebih menarik lagi, semua itu merebak bagaikan virus. Hampir setiap anak, fanbase yang mengaku penggemar dua tokoh remaja ini menulis cerita dari berbagai kisah, latar belakang, dan sudut pandang. Ini hebat lho. Mereka seakan berlomba menulis karya terbaik untuk dipamerkan ke idola. Dan juga untuk dibaca sesama penggemar. Cerita itu sampai padaku. Dan tidak ada salahnya kan kubaca. Memang menarik dan ada beberapa di antaranya yang layak untuk diterbitkan.


\








Kamis, 05 Februari 2015

Istana Seperempat Abad

Tak Terasa langkah menapak semakin berat
Jalanan semakin kasar
Tapi kita belumlah mencapai gerbang itu
gerbang yang menandakan akhir sebuah perjuangan

Sang mentari tetap saja tak lelah menemani derap kaki
mengunjungi jejak demi jejak
dan bulan pun selalu turun sebagai penghibur hati,
pelipur lara dari panasnya surya.

Dengan mendengar irama alam, mengilas balik,
mencari penghidupan lama untuk dijadikan lentera,
kulik halaman dan halaman penuh goresan.
Lembar-lembar yang ringan tapi padat.
Goresan rapi satu lembaran yang telah menguning.
Penuh coretan tapi menyirat isian bermakna
Ada kisah menarik dari plot hidup ini.
Itulah kisah yang kita jalani di istana seperempat abad.

Akhirnya kita pun tau
Dalam istana ini
Musik alam dan irama kehidupan berpadu menjadi sonata
senandung kayanya pengharapan
tawa menjadi lukisan
senyum menjadi penenang
itulah yang kita tinggalkan di sana

Buka lembar baru
dengan tinta terbaik
Henyak selimut kebodohan masa lalu dan ketakutan masa depan
berlari dan terus bernyanyi dengan melodi penghidupan
dengan lantunan dari sang dedaunan
berikan sesuatu yang berarti untuk hidup ini
untuk perjuangan kita

Jumat, 14 November 2014

Perjalanan dan Pulang



Yang dinikmati dari setiap perjalanan itu adalah rasa lelahnya saat perjalanan itu usai.
Yang seru dari sebuah perjalanan itu adalah selalu ada sesuatu untuk diceritakan, entah itu suka, duka, pahit, getir, konyol, atau apa pun tentang perjalanan itu.
Dan yang paling bermakna dari sebuah perjalana adalah indahnya kata "pulang", bahwa kita masih punya tempat yang kita kenal, dekat, khas.
Kita tahu dalam setiap jengkal perjalanan itu ada napas yang tak berhenti.
Hingga kita bersua pada satu titik, yaitu bersyukur.


Travel is the only thing you buy. That makes you richer.

Kamis, 10 April 2014

Aksara Maya, Merintis Era Penerbitan Digital

Kini, gadget yang semakin pintar harus membuat manusia menjadi pintar. Buat apa punya banyak gadget tapi tidak dimaksimalkan. Seiring dengan gaya hidup yang praktis, serba simple dan serba mobile, sepertinya kita butuh segala informasi diperoleh hanya dalam genggaman tangan.
Baca berita, sudah ada media online. Nonton televisi dan dengar radio pun sudah ada live streaming dalam jaringan. Kenapa tidak membaca buku dalam gadget? Ebook sudah banyak bertebaran, mulai dari original sampai bajakan. Online shop juga ada yang menjual buku-buku. Lalu mengapa kita tidak membuat semuanya ada dalam 1 genggaman. Ada ebookshop online dan  e-library dalam satu garis jaringan.

Aksaramaya hadir mewadahi penulis dan pembaca yang serba digital. Membaca buku digital, berbicara dan berdiskusi buku, serta meminjam ebook di e-pustaka. Semua ada di platform MOCO dari penerbit Aksaramaya.

Buat penulis yang ingin eksis dan mencoba ranah baru, yaitu menerbitkan buku dalam bentuk digital lalu dijual online dalam platform MOCO, silakan bergabung dan mengirimkan tulisannya. Bagi pembaca, blogger, dan komunitas baca bisa membeli, meminjam, atau menyewa buku yang tersedia di MOCO sekaligus memberikan review, rate, dan rekomendasi. MOCO mewadahi penulis dan pembaca lebih dekat, serta mencoba memadukan aplikasi sosial media dan diskusi bertema bacaan dalam 1 platform. Tinggal klik, you get an ebook. Rasanya dunia dalam genggaman.

Ditunggu ya yang mau mengirimkan naskahnya. Terbuka untuk naskah apa saja, genre apa saja, jumlah halaman apa saja. Karena ini berbeda dengan penerbit cetak. Era digital memudahkan kita semakin cerdas mengolah dunia dalam genggaman. Reading Socially...




Rabu, 01 Januari 2014

Pergantian Tahun, Malam Berbintang Kembang Api

2013 berakhir. 2014 siap dengan segala misterinya. Gembar-gembor ucapan selamat tahun baru datang memberondong. Lalu, hiruk pikuk kembang api mewarnai langit malam hari.

New year eve...

Sekian banyak nama tahun, tahun masehi yang jadi konvensi penghitungan hari. Lalu kita pun memaknai setiap pergantiannya. Sebenarnya tidak ada bedanya hari kemarin, hari ini, besok, lusa, dan tulat. Pergantian bulan lalu tahun mengiringi pertambahan umur. Pergantian hari bahkan sudah tak terlalu diingat karena terlalu biasa.



Apa makna pergantian tahun itu?
Dengan bergantinya angka tahun, kita memiliki alasan untuk merayakannya. Kita menggembar-gemborkannya bagai hari raya. Lalu kita juga punya sejuta alasan untuk membuat resolusi. Pergantian tahun menutup akhir dan membuka awal kembali.

Mengapa harus saat pergantian tahun?
Ya, begitulah cara orang berpikir. Pergantian tahun dari 2013 ke 2014. Angkanya berubah. Cuaca berulang. Musim berganti. Hari-hari besar dimulai lagi. Dengan pergantian tahun itu, kita jadi mengingat apa yang dilakukan tahun sebelumnya dan apa yang akan dilakukan tahun mendatang. Semua pantas bersuka ria menjelang malam tanggal 1 Januari pukul 00.00. Semua orang merayakannya. Tahun baru, tahunnya kita memulai lagi, memperbaiki yang kacau. Karena umur dihitung dalam tahun, malam tahun baru pun serasa mendulang umur menyadarkan kita bahwa waktu tidak akan pernah berhenti.
Pergantian hari dan bulan hanya pola singkat yang terjalani berkat adanya matahari. Tapi tahun terlihat istimewa karena ia waktu langka yang ditandai dengan orbit bumi. Kita pantas memaknai titik awal pergerakan bumi mengitari matahari seperti terlahir kembali.

Dengan sejuta resolusi...
Beribu kembang api...
Beragam warna langit...
Berulah suara letusan bagai berada di negara konflik...
Dan kita ada di tengah hingar bingar suara orang berkumpul.

Karena umur akan berganti, kita pantas memaknai.

Happy new year!
Selamat menjumpai malam berbintang kembang api.



31 Desember telah pergi.
1 Januari akan jadi hening mengalahi Nyepi, karena orang punya alasan pula untuk bangun siang.