"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Senin, 25 Februari 2013

Harry Potter #2: Bisikan Maut Basilisk


Sebuah Review Buku seri Kedua Harry Potter.

Harry Potter dan Kamar Rahasia
Judul asli: Harry Potter and The Chamber of Secrets


The Story
Adalah mimpi buruk bagi Harry Potter yang harus menghabiskan liburan musim panas di rumah keluarga Dursley. Hal yang paling dinantikannya adalah tanggal masuk sekolah karena cuma sekolah sihir Hogwarts yang memberikan rasa nyaman dan kegembiraan padanya, terlebih lagi dengan adanya 2 sahabat, Ron Weasley dan Hermione Granger.

Eits, tunggu dulu. Kenapa mereka tidak mengirimkan surat via pos burung hantu satu pun sejak liburan dimulai buat Harry? Usut diusut, ternyata ulah Dobby si peri rumah yang sengaja menyembunyikan semua surat yang dialamatkan pada Harry Potter.

Meski mereka belum saling kenal, Dobby yang kagum dengan Harry Potter berniat menahan Harry untuk kembali ke sekolah. Dobby mengetahui sebuah rencana gelap yang didengarnya dari tuannya, keluarga tempat ia mengabdi, menyangkut keselamatan Harry. Sebuah Kamar Rahasia di Hogwarts akan dibuka. Itu pertanda bahwa Pangeran Kegelapan mengincar nyawa Harry Potter.

Dobby terus berusaha menahan Harry untuk naik Hogwarts Ekspress. Namun, Harry bersama Ron memilih menggunakan mobil terbang milik Ayah Ron ke Hogwarts. Usaha Dobby tidak berhenti sampai di situ. Misi penyelamatan Dobby justru hampir mencelakakan nyawa Harry. Namun, masih ada bahaya lebih besar yang dihadapi Harry di tahun keduanya itu.

Serangkaian peristiwa teror terjadi di Hogwarts. Harry mendapati beberapa murid di Hogwarts membatu, termasuk Hermione. Harry pun mendengar suara-suara bisikan mirip suara ular, tapi anehnya cuma dia yang mendengar. Siapa yang menyebabkan itu terjadi? Teror itu mengarah pada dibukanya Kamar Rahasia yang konon cuma menjadi legenda di Hogwarts. Lalu apa hubungannya dengan Ginny Weasley?

Review
Harry Potter dan Kamar Rahasia adalah seri kedua dari novel fantasi karangan JK Rowling. Novel ini menceritakan petualangan Harry Potter pada tahun keduanya di Hogwarts. Tentu saja dengan dibantu oleh 2 sahabatnya, Ron Weasley yang setia dan Hermione Granger yang cerdas. Seperti novel sebelumnya yang penuh karakter, JK Rowling  memperkenalkan karakter baru yang peranannya amat penting di sepanjang cerita. Gilderoy Lockhart menjadi Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang tampan dan ditaksir banyak murid perempuan termasuk Hermione. Namun, Gilderoy yang gila popularitas, justru sebenarnya menutupi kelemahan dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa dan seorang penipu. Bagi Harry dan Ron, Profesor Lockhart adalah guru yang menyebalkan.

Di seri kedua ini kita mendapati petualangan Harry semakin gelap dan berbahaya. Namun semua itu tidak menciptakan kesan horror dalam ceritanya karena berbagai kekonyolan yang dilakukan Ron Weasley, kepintaran Hermione yang kadang-kadang agak menyesakkan, serta hiburan dari Fred dan George Weasley, saudara Ron yang iseng.  Selain itu masih ada pertandingan Quidditch, tugas-tugas sekolah yang banyak, serta kenyamanan ruang rekreasi yang selalu ramai.

Tapi pada intinya semua peristiwa saling terkait mengantarkan kita ke petualangan Harry melawan Basilisk. Kehadiran Dobby yang tiba-tiba, kesukaan Hagrid pada satwa-satwa gaib, tingkah Draco Malfoy yang selalu memusuhi Harry, ke-soktahu-an Profesor Lockhart, serta kebijaksanaan Dumbledore. Harry tidak bisa tinggal diam karena Hermione jadi salah satu korban. Dia juga penasaran dengan segala bisikan-bisikan di kepalanya. Harry makin terdesak untuk bertindak saat mengetahui Ginny Weasley dibawa ke Kamar Rahasia.

JK Rowling sangat pintar membangun alur cerita dari awal sampai akhir. Walaupun sudah membaca berulang kali, tetap saja saya sering dibuat terkejut dengan alurnya. Rasa penasaran saat membaca dimulai dari kemunculan Dobby di Privet Drive. Menurut saya, buku kedua ini tergolong pada kisah misteri yang baru terjawab di bagian akhir. Tentu saja berbeda dengan novel pertamanya yang masih tahap pengenalan karakter dan lika liku dunia sihir melalui sekolah Hogwarts.

Magic Quote

Jangan pernah mempercayai apa saja yang bisa berpikir sendiri kalau kau tidak bisa melihat di mana otaknya disimpan.

Yang terbaik dari kita pun kadang-kadang harus menarik kembali kata-katanya.

Pilihan kitalah yang menunjukkan orang seperti apa sebenarnya kita, lebih dari kemampuan kita.


Review ini diikutkan dalam event Hotter Potter Reading Event.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar