"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Senin, 25 Maret 2013

Harry Potter #3: Selamatkan Hippogriff

Sebuah Review Buku seri Ketiga Harry Potter.

Harry Potter dan Tawanan Azkaban
Judul Asli : Harry Potter and The Prisoner of Azkaban

The Story
Harry Potter kini sudah 13 tahun. Tapi ini ulang tahun di musim panas yang sepi karena Ron Weasley sahabatnya sedang berlibur ke Mesir, serta Hermione Granger juga liburan ke Paris. Hari-hari Harry yang sepi selama di Privet Drive tidak membuat moodnya membaik. Keluarga Dursley kedatangan tamu, Bibi Marge yang gendut dan menyebalkan. Bibinya itu terus mengata-ngatai Harry sebagai anak bodoh, nakal, dan tidak berbakat. Hinaan yang bertubbi-tubi itu membuat Harry naik pitam hingga tanpa sadar ia menggelembungkan bibinya sendiri sampai membesar dan terbang ke udara.

Saat kekacauan terjadi di rumah Privet Drive itu, Harry langsung bergegas untuk kabur. Ia tidak peduli sangsi pengeluaran dari sekolah lantaran melakukan sihir di bawah umur di luar Hogwarts. Yang pasti, kesepian Harry tidak untuk diisi dengan hinaan semacam itu. Malam-malam berjalan di daerah Little Whinging itu, Harry dikagetkan oleh seekor anjing besar hitam. Pada menit itu juga muncul pula sebuah bus megah.

Ada Bus Ksatria yang siap sedia mengantarkan penumpang penyihir saat dibutuhkan. Harry langsung naik dan menuju arah London. Harry yang tadinya pasrah mendapat hukuman, tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Cornelius Fudge, Menteri Sihir telah menunggunya di London. Harry dibebaskan dari tuduhan yang tentu saja membuat heran sekaligus mencurigakan.

Alasannya adalah karena Harry diduga menjadi incaran buronan Azkaban nomor 1 saat itu, Sirius Black. Ketakutan dan kemarahan mendekap Harry. Teror tentang kematian orang tuanya mulai dibicarakan kembali. Saat dendam kepada Sirius mulai terbersit di benaknya, Harry menerima 1 kenyataan baru lagi; bahwa Sirius Black adalah walinya. Kegalauan Harry semakin memuncak. Semakin ingin ia membunuh orang yag mengkhianati orang tuanya itu.

Pada  tahun itu Hogwarts dijaga ketat oleh penjaga penjara Azkaban yang mengerikan, Dementor. Namun, tidak selamanya hari-hari Harry mencekam, masih ada PR, masih ada latihan dan pertandingan Quidditch, masih ada keisengan Draco Malfoy, masih ada kekonyolan si kembar Fred-George Weasley. Selain itu masih ada pula 2 sahabat, Ron dan Hermione yang siap ada untuknya. Meskipun tahun ketiga di Hogwarts ini hubungan mereka bertiga diuji cuma karena si tikus Scabbers milik Ron diincar habis-habisan oleh Crookshank milik Hermione.

Pada tahun ketiga ini, mereka diajar oleh guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam baru, Profesor Remus Lupin. Beliau ramah, punya strategi jitu dalam mengajar, dan berbaik hati mengajarkan Harry mantra Patronus untuk mengatasi Dementor. Harry merasa terganggu dengan makhluk mengerikan sekelas Dementor yang menyerap kebahagiaan seseorang dan paling kejam menghisap jiwa manusia melalui Kecupan Dementor.

Belum cukup dengan kehadiran Dementor, Hogwarts langsung diteror dengan kehadiran Sirius Black yang masuk diam-diam. Sirius mencari sesuatu. Tapi yang pasti bukan Harry Potter. Saat bertatap langsung, Harry menerima 1 kenyataan yang tak pernah diduganya, berhubungan dengan Profesor Lupin, Sirius sendiri, dan Scabbers.

Review
Novel ketiga seri Harry Potter ini mulai mengarah ke dunia sihir yang kelam. Setelah  2 novel sebelumnya yang masih dalam tataran pengenalan tokoh dan berbagai ilmu sihir serta rahasia-rahasia di Hogwarts, kini kisahnya berlanjut lebih mencekam dan lebih penuh teror lagi. Sebelumnya Harry pernah berhadapan dengan Basilisk, satwa kuno dunia sihir, di tahun ketiga ini Harry jatuh bangun menghadapi Dementor. Mungkin jika Harry bisa memilih, mending bertarung menghadapi Basilisk atau Voldemort langsung daripada makhluk sekeji Dementor yang menyerap habis kebahagiannya.

Di novel ini pula, kisah persahabatan Harry, Ron, dan Hermione diuji. Peralihan emosi mereka dari anak-anak ke masa-masa remaja pada usia ke-13 jelas tergambar di novel ini. JK ROwling menggambarkan pertengkaran-pertengkaran trio sekawan ini terasa wajar, malah justru menjadi lucu (setelah saya re-read).

Tahun ketiga di Hogwarts ini, Harry juga merasakan kenyamanan dari sosok baru yang dikenalnya: Profesor Lupin, si manusia srigala yang merupakan salah satu sahabat baik ayahnya, serta Sirius Black sendiri yang disangka semua orang pembunuh orang tuanya justru malah sebaliknya. Kassih sayang yang singkat pada akhir cerita terasa mengharukan sekaligus menyesakkan. JK Roowling berhasil membuat saya ingin kembali memutar pembalik waktu milik Hermione biar Sirius terbebas dari segala tuduhan. Saya masih deg-degan saat Harry dan Hermione menyusuri hutan dalam misi penyelamatan 2 nyawa seperti yang dikatakan oleh Dumbledore, Hippogriff dan Sirius.

Magic Quote
Magic Quote di novel ini mungkin tidak sebanyak di 2 novel sebelumnya. Tapi kisahnya sebenarnya menyimpan banyak quote tak tersurat buat pembaca.

Konsekuensi tindakan kita selalu begitu rumit, begitu beragam, sehingga meramalkan masa depan sungguh sangat sulit

Tulisan ini diikutkan dalam Hotter Potter Reading Event

Tidak ada komentar:

Posting Komentar