Harry Potter dan Orde Phoenix
Magic Quote
- Kesan pertama yang baik bisa membuat keajaiban.
Pikiran bukan sebuah buku, untuk dibuka sekehendak hati dan diperiksa sesukana. Pemikiran itu tidak diukir di bagian dalam tengkorak, untuk dibaca dengan teliti oleh penyerbu. Pikiran adalah sesuatu yang rumit dan memiliki banyak lapisan.
Orang-orang bodoh yang mengenakan hati mereka dengan bangga di lengan baju mereka, yang tidak bisa mengendalikan emosi mereka, yang berkubang dalam ingatan-ingatan menyedihkan dan membiarkan diri mereka dihasut dengan mudah --orang-orang lemah, dengan kata lain-- mereka tidak punya peluang melawan kekuasaannya.
Kenyataan bahwa kamu bisa merasakan sakit seperti ini adalah kekuatanmu yang terbesar.
Orang muda tidak tahu bagaimana pikiran dan perasaan orang tua. Tetapi orang tua bersalah kalau mereka lupa bagaimana rasanya menjadi orang muda.
Ketidakpedulian dan pengabaian sering lebih menyakitkan daripada ketidaksukaan sekaligus.
Point
Novel Harry Potter kelima ini bisa dibilang titik awal perjuangan Harry Potter yang sebenarnya dalam melawan Voldemort. Namun, pergerakan Voldemort masih terbilang diam-diam. Lebih parahnya, tidak ada yang percaya dengan omongan Harry yang memberikan peringatan bahwa Voldemort telah bangkit kembali. Dumbledore mengumpulkan kawan lama yang bernaung dalam Orde Phoenix. Sementara itu Harry Potter, Hermione Granger, dan Ron Weasley juga mengumpulkan beberapa orang di sekolah mereka dalam Laskar Dumbledore. Laskar ini sebagai bentuk pemberontakan mereka melawan rezim Profesor Umbridge yang menyebalkan mengambil alih bangku kepala sekolah.
Kisah lain yang tak kalah seru
- Tidak ada yang percaya dengan omongan Harry mengenai kebangkitan Voldemort, kecuali anggota Orde Phoenix dan Laskar Dumbledore.
- Harry mengikuti kelas tambahan Occlumency bersama Profesor Snape. Agak menyebalkan, tetapi kita jadi tahu beberapa bagian dari kisah masa lalu orang tua Harry.
- Dumbledore menjaga jarak dengan Harry. Bagian ini agak menyedihkan mengingat Dumbledore sangat bijaksana menghadapi segala masalah. Kesalahan seorang tua.
- Duel antara Dumbledore dan Voldemort di Kementerian Sihir adalah bab favoritku dalam buku ini. Terasa hebat dan haru karena pertemuan 2 titik kebaikan dan kejahatan.
- Bagian Harry memorakmorandakan ruang kepala sekolah saat pertempuran selesai juga menjadi bagian favoritku nomor dua. Di sini akhirnya berbagai hal dapat kita ketahui. Dumbledore membeberkan beberapa keterangan kepada Harry sehingga segala kejadian yang menimpa si anak yang bertahan hidup itu terasa masuk akal.
- Harry berpacaran dengan Cho Chang, tetapi hubungan mereka hanya bertahan sekian bulan, karena ternyata Harry tidak membutuhkan cewek cengeng dan cuma ingin mengungkit-ungkit kematian Cedric di Turnamen Triwizard.
- Selain kejadian-kejadian serius yang dihadapi Harry, kita masih bisa melihat kekonyolan Fred dan George. 2 tokoh ini tetiba menarik perhatianku. Si kembar berani melawan rezim Umbridge dan meninggalkan kesan heboh saat mereka meninggalkan sekolah. Menurut mereka, Hogwarts tidak lagi menyenangkan jika bukan Dumbledore yang menjadi kepala sekolahnya.
Review ini diikutkan dalam Hotter Potter Reading Challenge Event 2013.