Blurb
Seorang
Digo Wolind, remaja SMA yang bersifat dingin dan brutal, bahkan dicap
sebagai hewan buas di sekolahnya, sudah melanggar aturan sekolah paling mutlak:
menyiksa sesama teman sekolah. Dia tidak hanya dibenci dan ditakuti para siswa,
tapi juga para guru dan staf sekolah.
Kenapa tidak dikeluarkan saja?
Tidak
mungkin!
Dia
anak dari pemilik resmi sekolah itu, Wolind School.
Kebrutalannya menghapus ketampanan dan kedudukannya sebagai anak orang terpandang. Tidak ada satu perempuan pun yang menyukai seorang Digo yang dingin dan tak berperasaan itu. Kecuali Sisi, siswi yang tidak terlalu populer di sekolahnya. Siswi pemalu dan pendiam ini ternyata mengagumi cowok itu.
Lantas apa yang membuat Sisi diam-diam membuntuti Digo?
BAD BOY AND SHY GIRL
Tampaknya
era fanfiction belum benar-benar
berakhir. Selama kita masih disuguhkan oleh idola-idola baru, selama itu pula fanfiction akan terus beredar. Dari
seribu satu karya yang terinspirasi dari idola, baru satu atau dua yang
mengambil kisah idola lokal. Satu atau dua pula yang tentunya ditulis dengan
kemampuan matang.
Buku yang di tangan kamu ini salah satunya. Novel Bad Boy and Shy Girl ini punya kekuatan lebih dari sekadar fanfiction. Setelah menuai perhatian banyak pembaca lewat versi digital di aplikasi MOCO, Bad Boy and Shy Girl pun kini hadir dalam versi cetak. Ini adalah karya kedua Naz Hameed setelah Istriku Selebriti season 1: Change from Jomlo to the Married (2014).
Cover versi Ebook Bad Boy and Shy Girl |
Printed Version Bad Boy and Shy Girl |
Naz
menyebut karyanya ini sebagai buah inspirasi dari dua sosok idolanya, Aliando
dan Prilly. Namun, begitu novel ini masuk ke dapur redaksi, editor melihat
bahwa karya ini lebih dari sekadar fanfiction.
Novel ini adalah novel lepas dengan karakter yang sengaja dibangun oleh
penulisnya dan dengan latar yang tentu sudah dipertimbangkan. Naz Hameed punya
jam terbang sendiri dalam menulis, lebih dari penulis fanfiction yang lain.
Kisah romantis yang diumbar dalam novel ini bukanlah kisah romantis unyu-unyuan, melainkan romance-tragedy. Ada beberapa peristiwa epik yang membangun kisah sehingga kisah cinta Digo dan Sisi tak begitu saja mengalir. Ada teror dan tragedi di tengah-tengah mereka. Namun, nama Digo dan Sisi setidaknya dibuatnya melegenda dalam Bad Boy and Shy Girl.
Lewat Bad Boy and Shy Girl, Naz Hameed membangun chemistry karakter Digo dan Sisi, adaptasi dari peran Aliando dan Prilly di sinetron mereka. Namun, ini karakter berbeda. Naz seakan hanya mencomot nama karakter, lalu membuat kisah baru dengan nuansa baru. Bukan kisah sekolah umum biasa dengan suka duka pelajar SMA, melainkan kisah sebuah kekokohan Wolind School dengan peraturan peliknya, gedungnya yang tua, dan guru-guru yang bermain dalam rezimnya. Naz membangun sekolah sendiri dalam alam imajinasinya yang megah, tua, melegenda yang berasal dari keluarga terpandang, Wolind.
Tampaknya
kisah Wolind School tidak terlalu 'Ngindonesia',
tetapi justru itu kekuatan Naz. Dengan membuat ruang sendiri di dalam cerita,
detail karakternya, dan sebab-akibat peristiwanya, Naz sukses mempertahankan
alur tanpa ada kesan cerita yang dipaksakan.