"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Selasa, 24 Februari 2015

Fans Aliando-Prilly Kreatif Nulis Fanfiction

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata Fanfiction?

Ya. karya fiksi yang ditulis oleh para fans tentang idola mereka. Apakah identik dengan yang namanya ke-alay-an? Maklum, zaman sekarang, yang alay-alay itu banyak dan kategorinya makin luas. Kita mengatakan yang nonton sinetron atau acara musik di TV setiap hari itu alay. Lalu bagaimana dengan nge-fans? Apakah itu tindakan alay juga? Kita tidak punya kata lain selain alay untuk menyebut orang itu norak, kampungan, aneh, freak, gila. Padahal semua itu belum tentu benar.

Lantas bagaimana dengan fenomena ngefans saat ini? Sekarang bukan zamannya lagi membeli majalah hiburan, lalu mengumpulkan poster-poster ukuran besar dan ditempel di kamar. Apalagi yang bisa ketemu dan minta tanda tangan si idola. Atau mengumpulkan kliping tentang idola dari berbagai media cetak. Atau juga suka membeli pernak-pernik yang ada gambar wajah si idola. Tindakan ngefans seperti ini sangat kuno. Dunia penuh gadget saat ini semakin membuat jarak idola dan penggemar semakin dekat. Poster bertanda tangan berganti dengan foto selfie bareng idola. Membuat album foto si idola di smartphone, menjadikannya wallpaper dan menempelkan stiker-stiker cantik di berbagai tempat di sudut peralatan pribadi yang selalu dibawa tiap hari. Ya itulah fenomena ngefans hari ini.

Ternyata itu saja belum membuat si penggemar puas. Kini penggemar fanatik mulai menyerang lewat fanfiction. Mereka mngkhayal sendiri tentang idolanya, membuat jalan cerita sendiri, tak jarang sampai jauh meleset dari karakter asli si idola. Karya-karya itu bukan karya haram kok, bukan termasuk plagiat juga. Mereka menulis berdasarkan apa yang mereka pikirkan. Begitulah kreativitas bermain. Lantas, apakah itu disebut alay juga?

Mereka mencipta karya baru. Mereka menulis. Mereka berkreasi. Mereka punya imajinasi tinggi. Mereka menginspirasi. Itu bukan kategori alay. Itu adalah bagian dari perkembangan dunia kreatif.

Nah, lupakan yang alay. Mari kita lihat hasil-hasil kreatif itu.

Mulanya banyak merebak dari penggemar K-Pop. Lalu mulai banyak juga penggemar artis barat. Eh, tahun ini ternyata ada juga yang menulis fanfiction yang terinspirasi dari sinetron, lebih spesifiknya si karakter dalam sinetron tersebut. Ya, salah satunya sinetron Ganteng Ganteng Srigala yang menjadi favorit dengan rating dan share tinggi spanjang 2014. Fenomenanya luar biasa dan mampu menaikkan 2 nama baru, Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina.

Ada apa dengan mereka? Aku juga kurang tahu. Tapi remaja memang butuh idola baru, figur remaja dengan karakter yang lebih dekat dengan mereka. Aliando dan Prilly sendiri sangat aktif di social media Intagram. Pengaruh smartphone juga mendukung semua itu hingga mereka berdua sukses jadi idola baru para remaja tahun 2014.

Para penggemar mulai menggila dan tak pernah puas berinteraksi dengan idolanya. Mereka pun menulis cerita asal-asalan dan ternyata membentuk alur yang menarik. Kenapa menarik? Karena mereka menulis di media Instagram, social media yang notabene mengedepankan post visual, bukan tulisan. Dan lebih menarik lagi, semua itu merebak bagaikan virus. Hampir setiap anak, fanbase yang mengaku penggemar dua tokoh remaja ini menulis cerita dari berbagai kisah, latar belakang, dan sudut pandang. Ini hebat lho. Mereka seakan berlomba menulis karya terbaik untuk dipamerkan ke idola. Dan juga untuk dibaca sesama penggemar. Cerita itu sampai padaku. Dan tidak ada salahnya kan kubaca. Memang menarik dan ada beberapa di antaranya yang layak untuk diterbitkan.


\








Kamis, 05 Februari 2015

Istana Seperempat Abad

Tak Terasa langkah menapak semakin berat
Jalanan semakin kasar
Tapi kita belumlah mencapai gerbang itu
gerbang yang menandakan akhir sebuah perjuangan

Sang mentari tetap saja tak lelah menemani derap kaki
mengunjungi jejak demi jejak
dan bulan pun selalu turun sebagai penghibur hati,
pelipur lara dari panasnya surya.

Dengan mendengar irama alam, mengilas balik,
mencari penghidupan lama untuk dijadikan lentera,
kulik halaman dan halaman penuh goresan.
Lembar-lembar yang ringan tapi padat.
Goresan rapi satu lembaran yang telah menguning.
Penuh coretan tapi menyirat isian bermakna
Ada kisah menarik dari plot hidup ini.
Itulah kisah yang kita jalani di istana seperempat abad.

Akhirnya kita pun tau
Dalam istana ini
Musik alam dan irama kehidupan berpadu menjadi sonata
senandung kayanya pengharapan
tawa menjadi lukisan
senyum menjadi penenang
itulah yang kita tinggalkan di sana

Buka lembar baru
dengan tinta terbaik
Henyak selimut kebodohan masa lalu dan ketakutan masa depan
berlari dan terus bernyanyi dengan melodi penghidupan
dengan lantunan dari sang dedaunan
berikan sesuatu yang berarti untuk hidup ini
untuk perjuangan kita