Hujan. Hujan. Hujan.
Mendung terus menggelayut
Kau menjemput rinduku
Sayang, hujan!
Hujan, sayang!
Tetesan demi tetesan mewakiliku
seolah langit rindu pada bumi
bau angin dengan rasa tanah lembab
melepas kerinduan itu
Kulihat air berselancar di kaca jendela
memercik melubangi tanah
Air dan tanah saling berpagut
Mataku menatapnya
Merasakan kemelut rindu yang merebak di dada
Lalu kapan aku bisa menghempas rinduku sendiri?
--homesick--
"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"
Jumat, 03 Februari 2012
Rindu. Hujan.
Rabu, 01 Februari 2012
Aku dan Duniaku
Aku dan duniaku.
Tak semua tentang klasika, seriosa dan replika dunia nyata.
Tak semua tentang goresan yang kusuka.
Ada pun juga hura-hura.
Yang meninggalkan serpihan kisah yang terlupa.
Serpihan yang bila dikais, akan berkilat
melenting untuk menjadi sebuah makna.
Aku dan duniaku
Bersua saat pertama membuka mata.
Memilih saat aku berangkat remaja.
memutuskan saat aku beralih usia.
Aku bersua cerita dari kisruh dunia
merebak hingga duka berselimut air mata
Aku dan duniaku
Tak jumpa apa-apa kala aku ternganga
Banyak tanya yang menggenang di kepala
Tak semua tentang klasika, seriosa dan replika dunia nyata.
Tak semua tentang goresan yang kusuka.
Ada pun juga hura-hura.
Yang meninggalkan serpihan kisah yang terlupa.
Serpihan yang bila dikais, akan berkilat
melenting untuk menjadi sebuah makna.
Aku dan duniaku
Bersua saat pertama membuka mata.
Memilih saat aku berangkat remaja.
memutuskan saat aku beralih usia.
Aku bersua cerita dari kisruh dunia
merebak hingga duka berselimut air mata
Aku dan duniaku
Tak jumpa apa-apa kala aku ternganga
Banyak tanya yang menggenang di kepala
Langganan:
Postingan (Atom)