Hujan. Hujan. Hujan.
Mendung terus menggelayut
Kau menjemput rinduku
Sayang, hujan!
Hujan, sayang!
Tetesan demi tetesan mewakiliku
seolah langit rindu pada bumi
bau angin dengan rasa tanah lembab
melepas kerinduan itu
Kulihat air berselancar di kaca jendela
memercik melubangi tanah
Air dan tanah saling berpagut
Mataku menatapnya
Merasakan kemelut rindu yang merebak di dada
Lalu kapan aku bisa menghempas rinduku sendiri?
--homesick--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar