"Indahmu tak seindah pikirmu, cerahmu tak secerah matamu. Tapi kau tahu kau salah, mengapa kau membisu?"

Selasa, 20 Desember 2011

Fenomena Seven Eleven

Seven Eleven alias Sevel memang booming di Jakarta. Ini semacam franchise mirip minimarket. Bedanya, Sevel khusus menjual makanan dan minuman, lalu ada spot-spot untuk duduk santai sambil wifi gratis. Buka 24 jam. Tempat yang nyaman buat nongkrong bukan?


Kemunculan Sevel di Jakarta cukup menarik perhatian. Tak pelak, tempat ini pun menjadi fenomena. Sevel adalah tongkrongan nomor 1 buat anak-anak muda Jakarta. Termasuk saya. Tidak perlu repot mencari spot yang nyaman untuk duduk lama tanpa diusir. Sevel menyediakan semua yang kita mau. Makanan dan minuman, khususnya Slurpee, minuman khas Sevel yang laris manis. Lalu ada wifi, kalau mau belajar, atau sekadar browsing internet, di Sevel bisa sepuasnya. Tanpa berbatas waktu pula. Sevel seakan hadir memenuhi keinginan terutama anak muda yang sedang gandrung dengan gadget dan senang berkumpul sambil mengemil.


Sevel nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Saya melihat, malam minggu, sampai ada yang tidak kebagian tempat. Bahkan ada yang rela menunggu dan lesehan di terasnya. Saya pun sering berkeliling mencari Sevel yang kosong. Tapi itu mustahil. Apa boleh buat, kita harus puas dengan Sevel dengan segala keterbatasannya. Karena Sevel memang memakai konsep minimarket, bukan kafe atau swalayan.

Di bawah ini beberapa fakta tentang Sevel... Hmm, tanpa disadari kan.
1.Ada yang datang ke Sevel untuk wifi-an saja, dengan beli makanan cemilan seadanya, atau yang paling murah.
2.Tidak beli apa-apa, tapi nongkrong sampai berjam-jam di Sevel.
3.Siapa bilang Sevel bebas pengamen dan pengemis?! Buktinya, di Sevel Tebet ada yang mampir.
4.Katanya Sevel khusus menjual makanan dan minuman, tapi buktinya juga majalah, alat tulis, dan bahkan kamera juga ada.

Seven Eleven asal Amerika Serikat sudah menjadi fenomenal di sini. Pastinya dalam waktu dekat, tempat belajar pun akan berpindah ke Sevel. Tempat nongkrong dari anak kafe atau club malam juga akan pindah ke Sevel. Artinya, Sevel adalah tempat belanja, makan, dan nongkrong semua kalangan.


Ada yang perlu diwaspadai....
"Terlepas dari itu semua, tahukah kamu, kehadiran Sevel itu bukti bahwa kita bagian dari kapitalisme. Sevel juga akan terus-menerus mengembangkan budaya konsumtif. Dan kita adalah objeknya."

2 komentar:

  1. iye Num.. lo ya yang jadi objek kapitalisme? kan lo udh jd anak sevel.. klo sevel buka kos2an, pasti lo jg kos di situ..hahahhaa.. :p

    BalasHapus
  2. sevel tu canada bosss

    BalasHapus