Ibu,
aku sakit
aku ingin kau memelukku erat-erat
kuingin kau mengusap kepalaku perlahan-lahan
dan membisikkan doa-doa
--segala doa yang kau hafal dengan baik--
untuk kesembuhanku
Ibu,
aku sangat ingin...
Asep Sambodja, Citayem 23 Desember 2009
Bergetar hati ini ketika membaca larik demi larik tulisan Asep Sambodja yang kerap dipanggil Mas Asep ini. Tentang Ibu. Rindu pada ibu saat kita terbaring sakit. Dekapan hangat Ibu mampu menyembuhkan. Doanya pun sangat ampuh. Itu yang diharap seorang pesakitan, seperti yang dirasa Mas Asep yang kini sedang terkulai lemah.
Harap akan sosok ibu tak pernah hilang. Ada atau tiadanya seorang ibu itu, saat sakit, rindu itu datang menjelang. Ada asa untuk kesembuhan di balik ketiak ibu. Mendengar degup jantung ibu dalam dekapan terasa menenangkan. Bulu kuduk pun merinding karena belaiannya. Sakit pun akan cepat pulihnya.
Tergerak kembali untuk menggenggam memori tentang ibu. Membaca puisi ini seakan memberi wajah baru tentang arti seorang ibu. Peluk,usap,dan bisikannya. Itu yang hendak disampaikan dalam puisi ini. Begitu dalam menyiratkan kerinduan. Begitu berat sakit yang dirasakan. /Ibu, aku sakit/, /Ibu, aku sangat ingin.../.
Merinding ketika membayangkan sakit itu melemahkan. Sakit itu dapat meresahkan. Sakit itu juga mengembalikan kita ke saat kanak-kanak. Ketergantungan, rasa ingin didekap, dan hasrat ingin dimanja. Semua kembali pada ibu. Ibu, ibu, dan ibu. Bersama ibu kita dapat membagi rasa sakit itu. Dalam pelukan itu kita dapat mencari kesembuhan. Dalam usapan lembutnya kita dapat menemukan semangat untuk pulih. Segenap asa ada pada ibu. Dan dalam puisi ini, membaca puisi ini, lalu memaknai puisi ini, ada segenap asa pula untuk Mas Asep Sambojda.
Merenung dan berdoa.
"segenap asa ada pada ibu"
BalasHapusketika aku terbaring, yg aku ingat adalah ibu
ketika aku sedang lapar, yg aku ingat adlh ibu
ibu adlh sosok yg plg berpengaruh dlm hidupku
ya. Ibu, Ibu, dan Ibu....setelah itu baru Ayah. :D
BalasHapus